Gila


Oleh Bung Geddoe, pundit sepakbola kelas warung kopi.


Maaf gambarnya terlalu bias dan berbau propaganda. 😆

Manusia tercipta berbeda-beda adanya. Warna kulit, bahasa ibu, suku, agama; ada banyak hal. Yang menyedihkan adalah ketika perbedaan-perbedaan seperti ini ditanggapi secara diskriminatif. Rasisme, misalnya. Rasanya belum seabad saudara-saudara kita yang berkulit hitam merasakan kesamaan derajat yang semantap saat ini. Suatu kemajuan yang luar biasa dalam perjalanan umat manusia. Walau tentunya belum sempurna.

Sepakbola adalah salah satu dari sedikit hal di mana perbedaan itu bisa ditipiskan sedemikian rupa. Kalau anda menonton sebuah pertandingan sepakbola, maka anda akan melihat segerombolan pria berotot dan berkeringat saling bahu membahu memasukkan bola ke dalam gawang. Ketika itu berhasil dilakukan, mereka (gerombolan pria berotot dan berkeringat tadi), yang seringkali berbeda warna kulit, daerah asal, agama dan kepercayaan, dan lain-lain itu, akan histeris meloncat-loncat bersama, dan berpeluk-pelukan sejadi-jadinya. Suatu pemandangan yang rasanya hanya sah di atas lapangan hijau.

Orang-orang macam JS Park atau Didier Drogba mungkin hanya akan menjadi penjaja bungkusan kacang goreng di stadion apabila terlahir seratus tahun yang lalu di Manchester atau London, namun kini mereka adalah bintang.

Maka dari itu, sungguh menyedihkan kalau pada akhirnya perbedaan di sepakbola akan menjadi “ajang adu perbedaan” lainnya. Bentrok antar suporter, misalnya. Menghancurkan persatuan di balik sepakbola itu sendiri. Konyol sekali apabila sampai terjadi. Marilah jadi penonton yang baik saja. 😀 Sangat aneh kalau malah jadi ajang saling bermusuhan atau ajang menjelek-jelekkan. (Bagaimana dengan ajang taruhan?)

Kalau anda masih belum merasa, ini tentang persepakbolaan dalam negeri. Duh. 🙂

Sekarang, karena final Champions League sudah mendekat, Euro 2008 pun demikian (tidak ada yang melirik final Piala UEFA sebab Bayern dan Fiorentina justru dua-duanya KO di semifinal). Selamat menonton. 🙂

Sebentar, saya punya satu protes. Ada apa dengan “bola itu bundar“? “Segalanya bisa terjadi, karena bola itu bundar“. Saya paham bahwa segalanya secara teori bisa terjadi di sepakbola, tapi mengapa mengkambinghitamkan wujud geometris media permainannya? Tentunya ketidakpastian itu tidaklah berkaitan dengan apakah si bola berbentuk bundar?

Sebab setahu saya, rugby yang bolanya lonjong, tidak berarti lebih mudah diprediksi hasil pertandingannya.

.

.

.

Gambar dirampok dari [sini]
Entry sebenarnya diniatkan untuk weblog sendiri, namun direlakan untuk blog publik. 😉

oleh Soebiawak a.s..

Image, 241 kb.

Apa pasal?

Ditulis oleh sora9n

 

Anda pernah membaca koran? Menonton berita? Ataupun lain sebagainya? Kalau iya, WASPADALAH!!

Anda mungkin sudah kena pengaruh mematikan. Pengaruh yang sedemikian berbahaya, sehingga opini Anda dipengaruhi olehnya. Bahkan, Anda bisa saja percaya sedemikian rupa — padahal, belum tentu berita yang Anda dengar itu mewakili keadaan yang sebenarnya.

Bisa saja Anda sudah menjadi korban pemotongan berita! 👿

Apa!? Bagaimana mungkin…?

Ditulis oleh sora9n

Saya jadi merasa déjà vu mendengar berita yang ditayangkan di televisi akhir-akhir ini. Belum setengah tahun pasca tewasnya Cliff Muntu, IPDN kembali mendapat sorotan tajam. Kali ini, sekitar 20 mahasiswa dari kampus tersebut disinyalir melakukan pengeroyokan yang berujung pada kematian seorang tukang ojek.

Entah kenapa saya langsung teringat pada salah satu tulisan saya, yang ditulis berkaitan dengan tewasnya Cliff Muntu. Cuplikannya kira-kira seperti berikut ini.

Apanya yang déjà vu?

Ditulis oleh Sousakiy I.M.

[Post ini sebagian terinspirasi dari beberapa diskusi di sini, di sini, dan di sini]

Pernahkah Anda merasa buntu dalam berdiskusi? Lawan Anda terlalu cerdas sehingga Anda selalu kalah dalam diskusi?

Pernahkah Anda merasa menghadapi argumen yang kokoh bagaikan gunung, dan tak tembus seperti benteng Tentara Salib sekian abad lalu? Argumen tersebut demikian logis, kokoh, dan masuk akalnya sehingga pendapat Anda begitu kerdil dan lemah di hadapannya. Tak ada jalan keluar — Anda sepertinya sudah pasti akan kalah dalam debat tersebut.

Tapi, jangan menyerah!! Ketika Anda berhadapan dengan argumen sehebat apapun, selalu ada jalan keluar. Ikuti penjelasan berikut ini, dan jadilah pemenang!!

Bagaimana caranya?

Membaca pengumuman BPS kemarin, rasanya senang sekali. Rakyat miskin berkurang 2.13 juta.

Banyak yang protes. Menurut para ekonom, gak mungkin rakyat miskin berkurang, lha wong upah buruh menurun, bantuan langsung tunai diberhentikan, harga beras, minyak goreng, susu, dan banyak kebutuhan pokok naik terus, kok bisa rakyat miskin berkurang?

Bisa berkurang??

Oleh Sousakiy Al-Buntakun Ibnu Mishrilliy

Anda penasaran dengan kualitas para ‘raja’ di negeri ini? Berarti, Anda sedang membaca tulisan yang tepat.

Berikut ini saya sudah mengumpulkan beberapa potret yang terkait. Silakan baca, dan ikuti link menuju sumber berita yang tersedia.

Selamat membaca… 🙂

Potret Mereka…

(lebih…)

Di sebuah rumah yang terdiri atas dua kamar yang sesak, hiduplah keluarga yang terdiri dari tujuh orang. Di antara lima orang anak ada seorang anak kecil, anggap saja, berumur tiga tahun. Ini adalah usia di mana kesan pertama dibuat pada alam kesadaran anak. Orang-orang berbakat memelihara jalur-jalur kenangan dari saat ini sampai usia yang sangat tua.

Sempit dan sesaknya ruangan tidak memberikan kondisi yang menyenangkan. Sebagai akibatnya, pertengkaran dan percekcokan sering terjadi. Dalam kondisi macam ini, orang-orang tidak hidup berdampingan satu sama lain, mereka saling menekan. Setiap argumen, bahkan yang paling sepele, yang di dalam rumah yang luas dapat didamaikan dengan ungkapan lembut sehingga selesai dengan sendirinya, disini menyebabkan pertengkaran yang memuakkan tanpa akhir. Di antara anak-anak, tentu saja, ini masih dapat ditangani. Mereka selalu bertengkar dalam kondisi ini, dan mereka dengan mudah dan cepat melupakannya. Tetapi jika pertengkaran ini terjadi antar orang tua, dan hampir setiap hari dalam bentuk serangan yang brutal dari sang ayah kepada sang ibu, pukulan-pukulan mabuk, sulit bagi siapapun yang tidak tahu lingkungan ini untuk membayangkannya.
(lebih…)

Berdasarkan fatwa oleh Abu Furomuri.

Berikut adalah petuah (yang tentu saja berpura-pura resmi, tanpa dalil dan unreliable) bagi Anda yang ingin membangun masjid, atau sudah membangun masjid tapi putus asa karena pemasukan yang senantiasa minim bahkan defisit. Jangan buru-buru frustasi sampai bunuh diri. Semoga wejangan berikut membantu. Tuhan Bersama kita.

Ingin cepat punya bisnis ini? Baca terus…

Laman Berikutnya »